Sejarah Singkat Kabupaten Nabire “Nabire” demikian sekarang disebut, adalah suatu wilayah Pemerintahan Kabupaten yang terhampar di seputar “Leher Burung” pulau Papua. Dalam perkembangannya “Nabire” telah melampaui fase-fase sebelum masuknya Pemerintahan Belanda, jaman Pemerintahan Belanda dan jaman Pemerintahan RI hingga saat ini. Paparan mengenai sejarah Pemerintah Kabupaten Nabire ini bukanlah merupakan suatu tulisan yang sudah sempurna, sehingga masih perlu untuk dikaji dan disempurnakan bersama-sama sehingga menjadi suatu materi yang bisa dipahami dan diterima oleh semua kalangan. 1. Asal usul dan arti Nabire Sebelum mengulas sejarah singkat Kabupaten Nabire maka terlebih dahulu akan disampaikan uraian secara singkat tentang asal usul dan arti Nabire dari beberapa sumber/versi. Uraian mengenai cerita asal usul dan arti Nabire ini bukanlah untuk dipertentangkan tetapi merupakan wacana untuk dibahas secara bersama, sehingga nantinya bisa diketahui asal usul dan arti Nabire yang sebenarnya. a. Versi Suku Wate Berdasarkan cerita dari suku Wate, bahwa kata “Nabire” berasal dari kata “Nawi” pada zaman dahulu dihubungkan dengan kondisi alam Nabire pada saat itu yang banyak terdapat binatang jangkrit, terutama disepanjang kali Nabire. Lama kelamaan kata “Nawi” yang mengalami perubahan penyebutan menjadi Nawire dan akhirnya menjadi “Nabire”. Suku Wate yang terdiri dari lima suku yaitu Waray, Nomei, Raiki, Tawamoni dan Waii yang menggunakan satu bahasa terdiri dari enam kampung dan tiga distrik. Pada tahun 1958, Konstein Waray yang menjabat sebagai Kepala Kampung Oyehe menyerahkan tempat/lokasi kepada Pemerintah. b. Versi Suku Yerisyam Menurut versi suku Yerisyam Nabire berasal dari kata “Navirei” yang artinya daerah ketinggalan atau daerah yang ditinggalkan. Penyebutan Navirei muncul sebagai nama suatu tempat pada saat diadakannya pesta pendamain ganti daerah antara suku Hegure dan Yerisyam. Pengucapan Navirei kemudian berubah menjadi Nabire yang secara resmi dipakai untuk memberi nama daerah ini oleh Bupati pertama yaitu Bapak AKBP. Drs. Surojotanojo, SH (Alm). Versi lain Suku ini bahwa Nabire berasal dari Na Wyere yang artinya daerah kehilangan. Pengertian ini berkaitan dengan terjadinya wabah penyakit yang menyerang penduduk setempat, sehingga banyak yang meninggalkan Nabire kembali ke kampungnya dan Nabire menjadi sepi lambat laun penyebutan Na Wyere menjadi Nabire. c. Versi Suku Hegure Versi dari suku ini bahwa Nabire berasal dari Inambre yang artinya pesisir pantai yang ditumbuhi oleh tanaman jenis palem-palem seperti pohon sapu ijuk, pohon enau hutan, pohon nibun dan jenis pohon palem lainnya. Akibat adanya hubungan/komunikasi dengan suku-suku pendatang, lama kelamaan penyebutan Inambre berubah menjadi Nabire. d. Dalam Hubungannya dengan penyelenggaraan pemerintahan Nabire dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan saat ini merupakan kependekan dari kata-kata N-nyaman, A-Aman, B-bersih, I-indah R-ramah, E-elok yang mengandung makna bahwa “Nabire” (nyaman, aman, bersih, indah, ramah dan elok) tersebut merupakan suatu kondisi yang diharapkan dan membutuhkan keterlibatan semua lapisan masyarakat untuk mewujudkannya. e. Jaman sebelum Pemerintahan Belanda Hingga saat ini, karena keterbatasan sumber data/informasi maka apa dan bagaimana penyelenggaraan pemerintahan pada fase ini belum bisa diuraikan. 2. Jaman Pemerintahan Belanda Wilayah Tanah Papua sudah sejak tahun 1828 dianggap sebagai bagian dari wilayah/tanah jajahan Belanda di Kepulauan Indonesia, namun kekuasaan Pemerintahan Belanda baru benar-benar terwujud di Papua ini pada tahun 1898 ketika Tweede Kamer (Parlemen Belanda) mensahkan Anggaran Belanja sebesar F. 15.000 (Gulden), untuk mendirikan pemerintahan di daerah jajahannya. Papua pada waktu itu Irian Barat dibagi menjadi dua bagian, masing-masing dikuasai oleh Kontrolir Belanda, bagian utara dinamakan Afdeling Noord Nieuw Guinea berkedudukan di Manokwari dan menguasai daerah yang terbentang dari Jamursba (Kaap de Guide Hoop). Sebelah barat sampai ujung timur Teluk Humbolt, dan bagian barat dinamakan West en Zuid Nieuw Guinea berkedudukan di Fak-fak dan menguasai Daerah Jamursba ke selatan, menyusur ke timur sampai ke perbatasan daerah jajahan Inggris (PNG sekarang). Dengan demikian wilayah Kabupaten Dati II Paniai sebelum dimekarkan masuk ke Noord Guinea dan sebagian lagi masuk ke West en Zuid Nieuw Guinea. Berkali-kali Pemerintahan Penjajah Belanda mengadakan pembagian wilayah Papua ini untuk memudahkan jangkauan penguasaan atas daerah jajahannya. Upaya pembagian daerah dalam satuan-satuan Daerah Administratif selalu terbentur pada kenyataan yang sulit, sehingga akhirnya harus menyesuaikan diri dengan kenyataan kondisi wilayah. Hingga tahun 1930 orang belum mengetahui adanya penduduk di Daerah Pegunungan Tengah, demikian pula penduduk daerah ini belum mengetahui adanya Pemerintah yang menguasai wilayahnya. Oleh sebab itu Pos Pemerintahan pertama yang ada di 3 wilayah ini dulu (Nabire, Paniai dan Puncak Jaya) pada masa Penjajahan Belanda sampai tahun 1938 hanya terdapat pada 2 (dua) tempat dipesisir pantai yaitu : Pos Pemerintahan yang pertama di Kwatisore (Distrik Yaur sekarang) dibuka pada tahun 1912 oleh Gezaghebberd Welt dari Onder Afdeling di Manokwari. Pos Pemerintahan pertama di Napan Weinami setelah Bestuur Assistent dari Serui mengunjungi Napan tahun 1920 dan untuk pertama kalinya ditempatkan Bestuur Assistent bernama A. Thenu di Napan Weinami, wilayah kekuasaannya meliputi seluruh Pesisir Pantai ke Goni dan Daerah Pedalaman. Awal mula dibukanya Pos Pemerintahan Belanda di Enarotali (Wisselmeren) setelah Pastor Tillemans mengunjungi daerah-daerah pedalaman Paniai melalui Kokonau pada tahun 1932 dengan misi penginjilan Katholik. Kemudian awal April 1937 di sebelah barat pegunungan tengah Letnan Dua Laut Ir. F.J. Wissel Pilot dari perusahaan Nederlands Nieuw Guinea Petroleum Maatschapij (NNGPM), menemukan gugusan danau di kawasaan pegunungan yang sama sekali belum dikenal, bahkan di peta bumi masih berwarna putih. Untuk memastikan penemuan ini, tanggal 18 September 1937 dimulailah ekspedisi yang dipimpin langsung oleh Assitent Residen Fak-Fak Dr. J.W. Cator dan pada tanggal 3 Oktober 1937 menemukan sekelompok masyarakat pegunungan. Penduduk disini termasuk Suku Kapauku yang kemudian dikenal saat ini dengan nama Suku Ekagi. Dalam perjalanan pulang, Cator mengajak beberapa orang Marga Zonggonau dari Suku Moni sebagai Penunjuk Jalan dan Juru Bahasa. Pada tanggal 10 November 1938 Pos Pemerintahan Belanda dibuka untuk pertama kali, pejabat yang pertama kali bertugas disini adalah J.F. Stutterheim, sebagai Assistent Controleur, kemudian awal Februari 1939 Dr. J.F. Victor De Bruin menggantikannya sebagai Controleur di Wisselmeren. Beberapa tahun kemudian Pemerintah Belanda membuka Onder Distrik di Nabire, yaitu pada tahun 1942, dengan Pejabat Distrik Hooft Bestuur Assistent (H.B.A.) Somin Soumokil. Pada zaman Gubernur Van Waardenburg tepatnya mulai 1 April 1952 wilayah Papua dibagi dalam 4 Afdeling. Wilayah Paniai merupakan bagian dari Afdeling Central Nieuw Guinea yang terbagi dalam 3 Onder Afdeling yaitu : a. Onder Afdeling Wisselmeren dengan ibu kota Enarotali b. Onder Afdeling Tigi dengan ibu kota Waghete c. Onder Afdeling Grothe Valley dengan ibu kota Wamena Dalam perkembangan selanjutnya wilayah Paniai dimasukkan dalam Afdeling Geelvinkabaai yang berkedudukan di Biak sebagai Waarnement Residen dengan 2 Onder Afdeling yakni Wisselmeren (Enarotali) dan Tigi, sedangkan Onder Afdeling Baliem Valley dimasukan dalam Afdeling Holandia (Jayapura). Adapun nama-nama HPB Onder Afdeling Wisselmeren sejak 10 November 1938 sampai dengan tahun 1962 menjelang penyerahan kekuasaan, sebagai berikut : Dr. J. F. Stutterheim Periode 10-11-1938 s/d Feb 1939 Dr. J. V. de Bruin Periode Feb 1939 s/d 1947 Meyer Raneff Periode 1947 s/d 1949 Raphael de Haan Periode 1949 s/d 1955 J. Massink Periode 1955 s/d 1960 Mr. J. Ch. Haring Periode 1960 s/d 1962 Mr. Kron Periode 1962 s/d UNTEA Sedangkan yang menjadi HPB Tigi (Waghete) pada tahun 1961 adalah Masaairuc. Sementara itu pejabat-pajabat wilayah Distrik di Wisselmeren dan Tigi sejak 10 November 1962 menjelang penyerahan kekuasaan adalah sebagai berikut : H. Bosh, Adjunct Administratif Ambtenaar (A.A.A) Distrik Paniai Timur L. Latenstein, A.A.A. Distrik Paniai Barat Weinand Wambrauw, Candidaat Bestuur Assistant (C.B.A) Distrik Aradide merangkap Homeyo Hans Inggabouw, Bestuur Assistant (B.A) Distrik Tigi Florens Imbiri, Candidaat Bestuur Assistant (C.B.A) Distrik Moanemani Edmundus Inggirik (C.B.A) Distrik Mapia Andreas Karma, Candidat bestuuur Assistent (C.B.A) Distrik Nabire Pembagian terakhir menjelang penyerahan kekuasaan pada tahun 1961 wilayah Papua terbagi dalam 6 Afdeling, 83 Onder Afdeling, 83 Distrik dari 2.087 Dorp serta 5 wilayah eksplorati. Pada zaman itu Paniai masuk dalam Central Bergland dengan kedudukan Ibukota sementara di Holandia. Di wilayah Paniai terdapat 2 Onder Afdeling yaitu Wisselmeren dan Tigi serta terdapat 5 wilayah Eksplorati Resort (daerah Operasi), yaitu Westelijke Bergland, Bokondini en Zwart Valley dan Noord Oost en West Baliem serta Oostelijke Bergland. Pada masa pemerintahan kedua Onder Afdeling tersebut memiliki wilayah Distrik yang meliputi : Onder Afdeling Wisselmeren meliputi : 1. Distrik Paniai Timur 2. Distrik Paniai Barat 3. Distrik Aradide Onder Afdeling Tigi meliputi 3 wilayah Distrik yaitu : 1. Distrik Tigi 2. Distrik Kamu 3. Distrik Teluk Sarera di Nabire 3. Jaman Pemerintahan Republik Indonesia Setelah Irian Barat, kini Papua kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi, maka dengan Surat Keputusan Wakil Perdana Menteri Republik Nomor : 120/PM/1965 tanggal 23 November 1965, Paniai ditetapkan menjadi Kabupaten Administratif yang terlepas dari Kabupaten Jayawijaya, dengan Ibukota Enarotali. Berhubung Ibukota Enarotali berada di daerah pedalaman, maka berdasarkan pertimbangan efektifitas dan efisiensi, Ibukota Kabupaten Paniai dipindahkan dari Enarotali ke Nabire pada tahun 1966 dengan alasan Nabire yang berada di Daerah Pantai merupakan pintu masuk ke daerah pedalaman melalui transportasi laut sesuai dengan Surat Usul Bupati Administratif Paniai Nomor : 1035/PU/66 tanggal 17 Oktober 1966. Sejalan dengan Pergantian Undang-undang Pemerintahan daerah, yaitu nomor 18 tahun 1965, maka Pemerintah Pusat menetapkan Undang-undang Nomor 12 tahun 1969 tentang Pembentukan Provinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-Kabupaten Otonom di Irian Barat, dengan demikian Kabupaten Administratif Paniai ditetapkan menjadi Kabupaten Otonom atau Kabupaten Daerah Tingkat II Paniai. Pembangunan Daerah sejak Pelita I dan seterusnya, menuntut adanya peningkatan pelayanan Pemerintah dalam menjawab kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, menyebabkan pada tahun 1984 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 821.26-769 tanggal 3 Oktober 1984, Kabupaten Dati II Paniai dibentuk 2 wilayah Pembantu Bupati yaitu Pembantu Bupati Enarotali dan Pembantu Bupati Mulia, sehingga secara administratif Kabupaten Dati II Paniai dibagi menjadi 2 wilayah Pembantu Bupati, 17 Kecamatan, 9 Perwakilan Kecamatan, 332 Desa, 9 Kelurahan dan 6 UPT sebagai Desa Persiapan. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 65 Tahun 1996 tentang Penetapan 63 Kecamatan di Provinsi Irian Jaya. Kecamatan tersebut diatas ditetapkan menjadi Kecamatan definitif. Selama berstatus menjadi wilayah Pembantu Bupati, yang pernah menjabat sebagai Pembantu Bupati di kedua wilayah tersebut adalah : 1. Pembantu Bupati Enarotali a. Drs. W. Wambrauw tahun 1984 – 1986 b. Agustinus Isir, BA tahun 1986 – 1996 2. Pembantu Bupati Mulia a. Drs. Ruben Ambrauw tahun 1984 – 1993 b. Drs. AMS. Ardiwinata tahun 1993 – 1994 c. Drs. Marthen Talebong tahun 1994 – 1996 Karena meningkatnya beban tugas dan volume kerja serta pertimbangan efektifitas dan efisiensi dalam pembinaan, pengendalian, koordinasi, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembangunan wilayah serta untuk memperluas jangkauan pelayanan kepada masyarakat, maka berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 52 tahun 1996 Kabupaten Dati II Paniai dimekarkan menjadi 3 Kabupaten yaitu : a. Kabupaten Dati II Nabire dengan Ibukota Nabire b. Kabupaten Administratif Paniai dengan Ibukota Enarotali c. Kabupaten Administratif Puncak Jaya dengan Ibukota Mulia Saat ini kedua Kabupaten administratif tersebut telah berubah status menjadi Kabupaten Otonom. Selanjutnya dengan perubahan Undang-Undang Pemerintahan Daerah dari Undang-Undang Nomor: 5 Tahun 1974 menjadi Undang-Undang nomor : 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dengan konsep Otonomi Daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab, maka daerah Tingkat II dihapus, sehingga sebutan Kabupaten Dati II Nabire berubah menjadi Kabupaten Nabire. Perkembangan penyelenggaraan pemerintahan daerah selanjutnya mengacu kepada, Undang–undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Provinsi Papua. Sejak terpisahnya Kabupaten Paniai dari Kabupaten Jayawijaya hingga menjadi Kabupaten Nabire dan hingga saat ini, maka yang pernah menduduki jabatan Bupati Kepala Daerah adalah : 1. A.K.B.P. Drs. Soerodjotanojo, SH Periode : 1966 -1969 2. Karel Gobay Periode : 1969 -1972 3. Drs. Andreas Soenarto Periode : 1973 -1978 4. Drs. Serteis Wanma Periode : 1978 -1984 5. Letkol Inf. Soekiyo Periode : 1984 -1989 6. Letkol Inf. Joesoef Adipatah Periode : 1989 -1998 7. Drs. Herman Monim (caretaker) Periode: 1998 -1999 8. Drs. Anselmus Petrus Youw Periode : 1999 -2004 9. Drs. Anselmus Petrus Youw Periode : 2004 – 2009 10. Drs. Hendrik Pagaya Kaisepo, MM Periode : 2009 – 2010 (Penjabat Bupati) 11. Isaias Douw, S.Sos Periode : 2010 – 2015, 12. Sendius Wonda, SH., M.Si (Penjabat Bupati) : 2015 – Sekarang Sedangkan Wakil Bupati Nabire yang pernah dan menjabat sampai saat ini adalah : 1. Drs. Tonny PH. Karubaba periode 2004 – 2009 2. Mesak Magai, S.Sos, M.Si periode 2010 – 2015 Untuk Sekretaris Daerah yang pernah menjabat sejak Kabupaten Dati II Paniai sampai dengan Kabupaten Nabire hingga saat ini adalah : 1. Karim, BA tahun 1966 – 1968 2. D.N. Saefuddin tahun 1968 – 1970 3. Drs. Jacobus Pattiruhu tahun 1970 – 1975 4. Soekirno, BA tahun 1975 – 1982 5. Drs. Djudju Djuhendar tahun 1982 – 1987 6. Drs. Joel Boray tahun 1987 – 1992 7. Drs. Andi Baso Bassaleng tahun 1992 – 1997 8. Drs. L. B. Samosir tahun 1997 – 2002 9. Drs. J. N. Wanaha tahun 2002 – 2005 10. Drs. Ayub Kayame tahun 2005 – 2008 11. Drs. Umar Katjili (Plt) tahun 2008 – 2010 12. Drs. Adauktus Takerubun (Plt) tahun 2010 – 2012 13. Drs. Adauktus Takerubun tahun 2012 sekarang
seLENgkapnya......Me

Stock Pengunjung...!!
My Mesages
Your Mesages..!!
Category
My Site
-
Taman Nasional Phong Nha – Kẻ Bàng - templat ← Revisi sebelumnya Revisi per 3 Mei 2025 04.51 Baris 25: Baris 25: {{coor title dms|17|32|14|N|106|9|4.5|E}} {{coor title dms|17|32|14|N|106|9|...4 jam yang lalu
-
Liverpool Tersingkir dari Liga Champions: Nomor 1 di League Phase, Eh Langsung Keok di Fase Gugur - Liverpool harus mengakui keunggulan PSG di babak 16 besar Liga Champions 2024/2025 setelah kalah dalam adu penalti.1 bulan yang lalu
-
Kasus Positif Covid-19 di Kabupaten Bekasi Tembus 20 Ribu - *Liputan6.com, Bekasi -* Jumlah kumulatif kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, saat ini tembus di atas 20.000 kasus. Be...4 tahun yang lalu
-
Grosir pakaian Anak - mangga dua merupakan di antara pusat perbelanjaan yang ada di ibukota jakarta, letak dari pusat perbelanjaan ini ada di tempat jakarta utara. dapat disebut...9 tahun yang lalu
-
JOKOWI SETUJU PAPUA REFERENDUM - Sebuah berita cukup menarik termuat di www.gebraknews.com dengan judul “JOKOWI SETUJU REFERENDUM PAPUA MERDEKA” menjadi berita yang perlu dicermati , ka...10 tahun yang lalu
-
48 Orang Terjangkit HIV/Aids - *Solopos.com*, 26 Agustus 2013 *WONOGIRI *-- Sebanyak 48 orang di terjangkit virus HIV/Aids. Tiga orang di antaranya adalah penderita baru atau baru diket...11 tahun yang lalu
-
VISI TUHAN UNTUK GEREJA KINGMI PAPUA - VISI TUHAN UNTUK GEREJA KEMAH INJIL (KINGMI) DI TANAH PAPUA “BEKAS ANAK –ANAK PENGUASA BUMI PEGUNUNGAN PAPUA” Suatu Penglihatan Dari Ev. Petrus Giay 29 Mar...15 tahun yang lalu
-
-
-
-
-
-
-
-
-
My Arsip Blog
- Nov 23 (1)
- Nov 24 (4)
- Nov 25 (1)
- Nov 26 (1)
- Des 02 (1)
- Des 08 (2)
- Des 20 (1)
- Des 23 (1)
- Des 27 (1)
- Des 28 (2)
- Feb 08 (3)
- Feb 09 (7)
- Feb 14 (1)
- Feb 16 (6)
- Feb 18 (2)
- Feb 24 (3)
- Feb 28 (1)
- Mar 06 (1)
- Mar 08 (1)
- Mar 09 (1)
- Apr 13 (2)
- Apr 19 (1)
- Apr 27 (1)
- Mei 06 (1)
- Jun 08 (2)
- Jun 10 (1)
- Jul 06 (3)
- Jul 12 (1)
- Jul 14 (1)
- Jul 17 (1)
- Agu 29 (1)
- Sep 11 (1)
- Sep 17 (1)
- Okt 31 (1)
- Nov 01 (1)
- Jan 11 (1)
- Mar 01 (12)
- Mar 30 (1)
- Mar 31 (1)
- Apr 14 (1)
- Apr 18 (1)
- Mei 07 (1)
- Mei 10 (1)
- Mei 12 (2)
- Mei 28 (3)
- Jun 02 (1)
- Jun 24 (1)
- Jul 07 (1)
- Jul 30 (1)
- Jul 31 (1)
- Agu 10 (2)
- Agu 21 (1)
- Agu 22 (2)
- Sep 12 (1)
- Okt 15 (6)
- Okt 25 (3)
- Okt 27 (3)
- Okt 29 (2)
- Nov 02 (1)
- Nov 03 (2)
- Nov 17 (1)
- Des 22 (1)
- Jan 16 (2)
- Feb 04 (1)
- Mar 15 (3)
- Mar 20 (4)
- Mar 23 (1)
- Mar 27 (4)
- Mei 25 (1)
- Jun 17 (1)
- Jul 14 (2)
- Agu 04 (4)
- Agu 05 (1)
- Agu 07 (1)
- Agu 14 (1)
- Agu 17 (3)
- Sep 04 (3)
- Sep 06 (4)
- Sep 27 (3)
- Okt 13 (1)
- Okt 22 (3)
- Nov 09 (1)
- Nov 26 (3)
- Mar 23 (15)
- Mei 16 (1)
- Jun 05 (2)
- Jun 13 (1)
- Jun 24 (2)
- Sep 16 (1)
- Okt 11 (2)
- Agu 11 (1)
- Sep 16 (1)
- Sep 29 (1)
- Mar 23 (5)
- Jul 27 (13)
- Agu 27 (37)
- Agu 29 (4)
- Mei 28 (1)
- Nov 26 (1)

News from Detik
God Bless You All and Me
26 November 2024
Sejarah Singkat Kabupaten Nabire
Diposkan oleh
putra peteng papua
di
20.08
0
komentar
Label: ARTIKEL, EDITORIAL, KEGIATAN PEMKAB NABIRE, SOSIAL BUDAYA
28 Mei 2020
MASA PENGHAKIMAN GEREJA TUHAN
Gereja TUHAN di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia mengalami situasi yang dilematis. Di satu sisi Gereja sangat ingin mendemonstrasikan iman Kristen akan Kuasa TUHAN, namun di sisi lain Pemerintah mengharuskan Gereja ditutup dan diganti dengan ibadah rumah. Tidak ada yang sanggup melawan setelah melihat beberapa Pendeta, Pastor dan ratusan Jemaat menjadi korban Covid-19. Terselip pertanyaan yang masih jadi misteri di dalam hati, apa sebenarnya yang terjadi ? Mengapa Gereja kena imbasnya ? Mengapa TUHAN seakan membiarkan Gereja-Nya jadi korban bersama dunia ini ? Di manakah kuasa-Nya yang sering didemonstrasikan dalam kebaktian2 kesembuhan Ilahi ?
1Ptr 4:17 (TB) Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi Penghakiman terhadap : - Rumah Allah (TB) - Umat Allah (BIS) - Keluarga Allah (AYT) - Bait Allah (MILT) Melihat dan mengamati situasi yang dialami Gereja saat ini maka penulis mencoba mendeskripsikan hal - hal yang mungkin menjadi alasan penghakiman TUHAN atas Gereja, tanpa bermaksud mendiskreditkan atau menghakimi siapapun. 8 PENGHAKIMAN TUHAN ATAS GEREJA : 1. KONSEP GEREJA Gereja hanya memperhatikan kemegahan Gedung Gereja tanpa membangun kerohanian dan pertumbuhan iman Jemaat. Sebaliknya Jemaat berprinsip hidup benar hanya di dalam Gedung Gereja tapi di luar Gereja boleh hidup dengan tidak benar. Atau juga di dalam Gereja pun dosa dianggap biasa, bahkan Gereja pun dipolitisasi. Itulah sebabnya TUHAN menghakimi Gereja untuk kembali pada konsep dasarnya, Bait Allah (Gereja) adalah tubuh kita sendiri. 2. PERSUKUTUAN PRIBADI Jadwal ibadah Gereja full sepekan sementara persekutan pribadi tidak ada. Dengan berpikir bahwa mengikuti semua kegiatan di Gereja sudah cukup meski doa pribadi tidak ada. Pendeta terkenal dengan full jadwal seminar dan kkr tapi tidak menjaga hubungan pribadi dengan TUHAN. Pasca Covid semua orang mencari TUHAN secara pribadi. Penghakiman datang untuk memulihkan hubungan pribadi kita dengan Dia. 3. ALAT MUSIK DAN FASILITAS MODEREN Gereja menjadi tergantung kepada alat musik dan fasilitas moderen seakan TUHAN tidak hadir kalau tidak ada fasilitas tersebut. Penyembahan sejati adalah "Making melodi in the heart". Bahasa roh yang diucapkan kebanyakan hanyalah dorongan psikis kàrna sugesti musik yang riuh dan lighting yang warna-warni . Pasca Covid 19 doa yang murni lahir dari hati kita. Semua orang berseru dari hati kepada TUHAN dalam kesunyian dan keheningan. 4. HAMBA TUHAN Mendapat gelar Hamba Tuhan, Pendeta, Penatua menjadikan seseorang seperti Artis dan jadi eklusif. Di mana-mana dipanggil Pendeta, Pena dan sebagainya. Lingkup pergaulan merekapun hanya di kalangan orang kaya dan pejabat. Pasca Covid 19 semua Orang percaya menjadi HAMBA TUHAN. Semua Orang memperkatakan Firman Tuhan. Di medsos semua Orang menjadi Pengkhotbah. Semua Orang percaya adalah HAMBA TUHAN. 5. KEKUDUSAN Kekudusan atau kesucian hidup menjadi tidak penting di era moderen. Orang tidak takut lagi berbuat dosa. Kekudusan hilang nilainya. Pasca Covid 19 masing2 kita sadar dosa dan kesalahan kita. Selama ini sibuk tapi sekarang kita punya banyak waktu untuk merenung dan memperbaiki diri. 6. GEREJA RUMAH Gereja terfokus pada ibadah dalam gedung Gereja. Gereja lupa bahwa Gereja mula-mula adalah Gereja Rumah. Kehendak TUHAN Gereja kembali ke kasih yang semula. Sisi baik ibadah keluarga di rumah masing2 adalah semua orang terjangkau. Yang tidak pernah datang ke Gereja akan beribadah di rumahnya. Ibadah dalam rumah membuat anggota dalam rumah memiliki Imam yang akan menuntun iman keluarga. Ada baiknya ibadah di rumah masing2 tetap dipertahankan untuk seterusnya. Anjuran ibadah di rumah adalah cara TUHAN menjangkau semua Orang dalam keluarga kita. 7. PENGINJILAN Semua Gereja menyerukan Akhir Zaman tapi lupa Amanat Agung adalah penentu Akhir Zaman. Semua kegiatan dan keuangan Gereja terfokus pada bangunan fisik Gereja sampai lupa Penginjilan. Pertambahan jumlah anggota Jemaat hanyalah perpindahan antar Gereja dan juga pertambahan jumlah kelahiran sampai siap dibaptis. Tidak ada Petobat baru yang sebelumnya tidak kenal Kristus. Di China pasca Covid19 terjadi ledakan Penginjilan luar biasa. Di medsos semua jadi Penginjil. Postingan galau berubah jadi ayat2 Firman Tuhan. Obrolan tiap hari di rumah2 menjadi menjadi Obrolan Penginjilan. Di Indonesia kita belum melihat ledakan Penginjilan yang signifikan pasca Covid 19. Tuhan sedang menghakimi Gereja tentang Amanat Agung - Nya. Saatnya Gereja keluar dan selesaikan Amanat Agung. Jangan sampai TUHAN hakimi Gereja berkali - kali. 8. SIKAP WASPADA DAN BERJAGA2 Era moderen dengan berbagai kemudahan hanya sekali klik hidup jadi nyaman. Kenyaman membuat kita hidup cuek, memandang remeh segala sesuatu. Sikap ini mempengaruhi sikap rohani Gereja TUHAN kehilangan sikap waspada dan berjaga- jaga. Kedatangan Tuhan Yesus semakin dekat tapi Orang percaya masih belum siaga dan mempersiapkan diri sebagai mempelai Kristus. Covid 19 adalah musuh yang tidak kelihatan, maka dianjurkan berjaga diri dengan masker dan sanitizer. TUHAN mengingatkan kita agar berjag-jaga akan kedatangan Yesus kedua kalinya, karna kedatangan Tuhan itu tidak seorangpun yang tau. Oleh sebab itu TUHAN menghakimi Gereja agar Gereja tetap hidup berjaga-jaga dan siap menyongsong kedatangan-Nya. Tujuan PENGHAKIMAN GEREJA adalah : - Untuk PEMURNIAN GEREJA agar Gereja menjadi serupa dengan DIA sebagai kepala Gereja. - Agar Gereja kudus dan tidak bercacat cela - Agar Gereja siap dalam Repture - Agar Gereja siap menjadi mempelai Kristus. M A R A N A T H A seLENgkapnya......
Diposkan oleh
putra peteng papua
di
02.33
0
komentar
29 Agustus 2016
"KESAKSIAN NUR LAILA"
Diposkan oleh
putra peteng papua
di
07.01
0
komentar
Label: KEAGAMAAN, KESAKSIAN, PENGALAMAN, RENUNGAN, ROHANI
KESAKSIAN ANGELICA ZAMBRANO
Diposkan oleh
putra peteng papua
di
06.36
0
komentar
Label: KEAGAMAAN, KESAKSIAN, PENGALAMAN, RENUNGAN, ROHANI
KODOK DAN KATAK
DIDIKAN MEMBAWA KEHIDUPAN
27 Agustus 2016
"FIRMAN TUHAN HARUS DIBICARAKAN DAN DIHIDUPI"
Diposkan oleh
putra peteng papua
di
10.50
0
komentar
"TUKANG CARI MASALAH"
HARAPAN BAGI YANG BERSEDIH
Diposkan oleh
putra peteng papua
di
10.40
0
komentar
"AGEN KEMURAHAN HATI"
"KUAT KARENA FIRMAN DARI RADIO"
Diposkan oleh
putra peteng papua
di
10.18
0
komentar
MAAFKAN SAYA
Diposkan oleh
putra peteng papua
di
10.11
0
komentar
My Number NPWP
My Daily
About Me
Blog Organisasi
-
Rapat Kerja Sinode GKII Wilayah I Papua - Rapat Kerja I Sinode GKII Wilayah I Papua akan dilaksanakan pada hari Selasa 11-14 Juli 2017 bertempat di Gedung Serba Guna GKII Bethesda yang terletak di ...7 tahun yang lalu
-
Mari Rebut Kembali Pasar. - Peningkatan kehidupan ekonomi masyarakat Papua hingga sampai saat era modern ini perlu mendapat perhatian penuh. Selama ini orang Papua asli hanya menjadi...16 tahun yang lalu
-
-
-
-
Please Your Respon..?
Peta Kunjungan

